Halo Sobat BKK Pontianak, situasi arus mudik nataru pada hari kesembilan tanggal 25 Desember 2025 yang dilaksanakan di tiga wilayah kerja yaitu wilayah kerja Bandara Supadio, Pelabuhan Dwikora, dan Pelabuhan Ketapang, secara umum jumlah penumpang dan alat angkut tidak berbeda dari hari sebelumnya.
Pada pengawasan alat angkut, hasil pemantauan tercatat sebanyak 71 alat angkut datang dan berangkat, yang terdiri dari 68 pesawat udara dan 3 kapal laut. Aktivitas tertinggi tercatat di Bandara Supadio, dengan 29 pesawat datang dan 29 pesawat berangkat. Di wilayah kerja Pelabuhan Ketapang, dilaporkan 1 kapal datang dan 1 kapal berangkat di Pelabuhan Sukabangun, sebanyak 6 pesawat datang dan 6 pesawat berangkat di Bandara Rahadi Oesman. Di wilayah kerja Pelabuhan Dwikora dilaporkan hanya terdapat 1 kapal yang datang.
Jumlah total penumpang datang tercatat sebanyak 4.400 orang dan penumpang berangkat sebanyak 4.033 orang. Bandara Supadio masih menjadi pintu masuk dengan jumlah penumpang tertinggi, diikuti oleh Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Dwikora. Kondisi ini tentunya tetap berpotensi adanya peningkatan risiko penyebaran penyakit menular selama periode Nataru.
Pelayanan kesehatan pada situs Nataru hari kesembilan ini telah diberikan kepada 15 orang penumpang. Di Bandara Supadio, dilaporkan 11 kunjungan klinik yang mendapatkan pelayanan penerbitan dokumen Surat Keterangan Layak Terbang (SKLT). Wilayah Kerja Pelabuhan Ketapang melaporkan 4 orang mendapatkan pelayanan CKG. Pada Wilker Pelabuhan Dwikora tidak terdapat kunjungan klinik.
Hasil pengawasan harian penyakit di Klinik Posko Nataru, ditemukan beberapa kasus penyakit pada pelaku perjalanan. Kasus penyakit menular (PM) yang teridentifikasi meliputi 1 kasus ISPA, 1 kasus Varicella, dan 1 kasus suspek TB (Notifikasi dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Kabar karena yang bersangkutan tidak laik terbang). Selain itu, tercatat pula penyakit tidak menular (PTM), yaitu 4 kasus Hipertensi, 2 kasus Stroke, 1 kasus Fraktur, 1 kasus Bronkitis Kronis, 1 kasus Syncope, dan 1 kasus Osteoartritis. Penemuan pelaku perjalanan yang terdeteksi mengidap penyakit menular menunjukkan bahwa petugas karantina kesehatan harus lebih optimal lagi dalam “detect, prevent and response” dalam rangka sistem kewaspadaan dini sebagai upaya pengendalian penyakit menular potensial KLB/wabah di pintu masuk. Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan di Pintu Masuk dilakukan di Bandara Supadio, Pelabuhan Sukabangun, dan Bandara Rahadi Oesman. Pemeriksaan sampel makanan kali ini dilakukan di bandara Supadio dengan hasil negatif borak dan negatif formalin. Hasil tidak memenuhi syarat pada pemeriksaan air minum di seluruh lokasi pemeriksaan. Hasil pengukuran suhu, pencahayaan, dan kebisingan di seluruh lokasi memenuhi syarat. Hasil pemeriksaan kelembaban dua lokasi memenuhi syarat dan satu lokasi tidak memenuhi syarat. Pada pemeriksaan keberadaan vektor, ditemukan vektor lalat hanya pada Pelabuhan Dwikora.
Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama liburan Nataru, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci utama agar perjalanan tetap sehat dan selamat hingga tujuan. Didukung kesiapsiagaan layanan kesehatan, diharapkan momentum liburan Nataru saat ini dapat berlangsung dengan lancar, aman dan nyaman.
“Mudik Sehat, Hati Tenang, Pulang Senang”